Senin, 10 Februari 2014

LANGKAH SERIUS UBP MRICA ATASI SEDIMENTASI
​Permasalahan sedimentasi yang mengancam keberlangsungan operasi PLTA PB. Soedirman, mulai mendapat titik terang. Rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan ini akhirnya dimulai melalui Kick-off Meeting yang dihadiri Tim Kantor Pusat (Divisi Engineering & Procurement), Manajemen UBP Mrica dan Tim Konsultan dari FICHTNER GambH & Co.Kg (Jerman) dan PT. Tata Guna Patria. Kick-off Meeting ini merupakan langkah/titik awal dari Pekerjaan Jasa Sedimentasi PLTA PB Soedirman, sehingga apapun yang menjadi kesepakatan dalam rapat ini menjadi landasan dalam pelaksanaan pekerjaan kedepan.
Pokok bahasan rapat tersebut diantaranya adalah melakukan   feasibility   study atas usaha-usaha untuk mengatasi laju sedimentasi dan mengatasi permasalahan endapan yang saat ini telah ada di waduk. Selain itu juga dibahas tentang pemilihan metode dan teknologi yang paling aman, handal dan ekonomis sehingga umur waduk PB Soedirman mencapai tingkat keekonomian dan jika mungkin dapat diperpanjang umurnya. Untuk waktu pekerjaannya adalah 396 hari kalender, terhitung sejak Surat Perjanjian ditandatangani yaitu sejak 19 Desember 2013 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. Dari pihak konsultan menyampaikan akan berusaha memberikan yang terbaik terkait dengan tepat waktu, kualitas dan dari sisi biaya.Diharapkan proyek Jasa Konsultan Manajemen Sedimentasi Waduk PLTA PB Soedirman  ini akan tepat waktu. cb
SUASANA BARU DI COFFEE MORNING
Sebagai agenda rutin bulanan, UBP Mrica tetap melaksanakan Coffee Morning bulan Pebruari di Gedung Pertemuan. Pelaksanaan seperti biasa dan nyaris tak ada beda, diikuti oleh Jajaran Manajemen, Pengurus Persatuan Pegawai, Pegawai dan perwakilan dari Sub-sub Unit PLTA. Disampaikan pula paparan General Manager dan Informasi Manajemen. Dilanjutkan dengan program-program perusahaan diantaranya sosialisasi tentang Good Coporate Governance (GCG), Whistle Blowing System (WBS), SIMKPNAS, Risk Management dan sosialisasi Bidang Operasi. Namun disamping agenda acara tersebut, ada yang menyita perhatian para peserta. Mereka merasakan suasana yang baru pada Coffee Morning bulan ini. “Ternyata penataan layout berubah, bagus!”, sahut salah satu Pegawai. Apabila di bulan-bulan yang lalu tempat duduk ditata satu arah (menghadap depan), kali ini layout dirubah menjadi “U-shape”. Tidak sedikit Pegawai yang setuju dengan hal ini. Mereka merasa puas, karena merasa hal ini menciptakan suasana nyaman dan santai. cb

Profil Indonesia Power UBP Mrica, PLTA Garung

PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica
Sub Unit PLTA Garung
Jl. Raya Dieng KM 9, Garung - Wonosobo
Telp. 0286 3325 797
........................................................................................................................................                                                                                                                                                                     

A.      Sejarah UBP Mrica
1.    Umum
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica berlokasi di hulu Sungai Serayu, Jawa Tengah, sekitar 8 km sebelah barat Banjarnegera. UBP Mrica merupakan salah satu dari 8 unit pembangkitan yang dimiliki oleh PT Indonesia Power yang terletak di Jawa Tengah. UBP Mrica merupakan pembangkit listrik bertenaga air atau lebih dikenal dengan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan menggunakan sistem Waduk, Kolam Tando, dan Run of River ( berada di aliran sungai ).
Beberapa kelebihan PLTA dibanding jenis pembangkit lainnya antara lain, waktu pengoperasiannya dari start awal relatif lebih cepat ( 10 menit ) serta mampu melakukan block start. Sistem pengoperasian mudah mengikuti perubahan beban dan frekuensi pada sistem penyaluran dengan Setting Speed Drop Free Governor. Biaya operasi relatif lebih murah karena menggunakan air. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran.  PLTA yang menggunakan waduk dapat difungsikan dengan multi guna (misal pengairan, perikanan, dll).
Unit Bisnis Pembangkitan Mrica memiliki 25 mesin pembangkit yang tersebar di seluruh Jawa Tengah dengan total kapasitas terpasang 306,44 MW.
Sumber air PLTA Panglima Besar Sudirman berasal dari DAS sungai Serayu yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo dengan curah hujan rata-rata 3.900 mm per tahun dengan luas daerah tangkapan hujan 1022 km2. Waduk memiliki ketinggian normal 231 m dengan luas genangan 8 km2. Bendungan Utama terbuat dari timbunan batu dengan inti kedap air setinggi 109 m dan dinding lindung beton setinggi 1,5 m.

2.    Aset
PLTA Sudirman mempunyai tiga turbin vertical Francis, yang masing-masing terkoneksi dengan generator. Turbin tersebut dipasok oleh Boving dan beroperasi pada head rate  sekitar 89 m. generator dipasok oleh ASEA. Unit-unit ini mempunyai rating 67 MVA pada 0,9 power factor dan kecepatan sinkronisasi 230,8 putaran per menit. Unit-unit tersebut merupakan tipe payung dengan poros yang terletak di bawah rotor, tetapi tidak mempunyai guide bearing di bagian atas. Unit tersebut ditempatkan di dalam rumah pembangkit yang terletak di dekat DAM Mrica.
 
3.    Pengelolaan Lingkungan
Sejalan dengan visi perusahaan, UBP Mrica memiliki komitmen teguh terhadap kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dari diperolehnya sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Berbagai upaya pengelolaan lingkungan hidup dan sosial senantiasa dilakukan untuk meningkatkan dampak positif PLTA Mrica antara lain :
a.         Sebagai upaya reklamasi terhadap area tanah bekas galian, telah diciptakan suatu lahan yang menyatu dengan latar belakang waduk berupa lapangan golf yang sekaligus berfungsi sebagai daerah resapan untuk menahan erosi.
b.        Bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten setempat untuk meningkatkan usaha pelsetarian lingkungan untuk penghijauan DAS, pemanfaatan lahan kepariwisataan.
c.         Bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam penelitian kualitas air, pengembangan usaha pertanian, peternakan dan perikanan.
d.        Program Pembangunan Masyarakat dilakukan berbasis masyarakat dan sumber daya local dan berkelanjutan.
e.         Mengupayakan optimalisasi lahan bekerjasama dengan masyarakat dan pengusaha setempat dam bidang pertambangan, pertanian,, perikanan, peternakan dan pariwisata yang dapat menciptakan lapangan kerja.

4.    Proses Produksi PLTA
Sumber air berasal dari DAS Sungai Serayu yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo dengan curah hujan rata-rata 3.900 mm per tahun dan luas daerah tangkapan hujan 1022 km2. Waduk memiliki ketinggian normal 231 dpl dengan luas genangan 8 km2. Bendungan utama terbuat dari timbunan batu dengan inti kedap air setinggi 109 m dan dinding lindung beton setinggi 1,5 m.
Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat membangkitkan tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat diseluruh Indonesia diperkirakan dapat memproduksi listrik sebesar 75 GW, namun adanya perbedaan antara potensi tenaga air dengan kebutuhan akan tenaga listrik menyebabkan pemanfaatan potensi tenaga air belum dapat dilakukan secara optimal. Sub UBP PLTA PB Sudirman merupakan penghasil tenaga listrik terbesar yang berada di UBP Mrica yang menggunakan waduk sebagai sarana penampung air.
Aliran sungai dengan jumlah debit air yang sedemikian besar ditampung dalam waduk yang ditunjang dengan bangunan bendungan kemudian masuk pipa pesat (Penstock). Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetic. Pada ujung pipa pesat dipasang katup utama (Main Inlet Valve) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan diutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetic) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirp pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin. Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang keluar dari turbin melalui Trail Race  selanjutnya kembali ke sungai. Tenaga listrik yang dihasilkan generator, tegangannya masih rendah (13,8 kV). Oleh karena itu tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran energi tersebut dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi di Swtch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV. Disamping itu, waduk PB Sudirman dengan Sungai Serayu yang mempunyai karateristik khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway).

B.       Sejarah Sub Unit PLTA Garung
1.      Umum
Sub Unit PLTA Garung terletak di Desa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, kurang lebih 8 km ke arah utara Kota Wonosobo.
PLTA Garung telah disurvei sejak pemerintahan Hindia Belanda tahun 1928 dan desainnya dibuat pada tahun 1932. Pada tahun 1962 dibangun PLTA yang akan direncanakan sebagai  base plant dengan dayah terpasang 2 x 5 MW, namun pada tahun 1965 pekerjaan dihentikan karena adanya pergolakan politik. Pada tahun 1972 diadakan restudy oleh konsultan Fitchtner dan lachmeyer, dengan bantuan kredit dari KFW dan diusulkan untuk dirubaah menjadi peak power plant dengan daya terpasang 2 x 13,2 MW dengan pertimbangan di jawa, dan khususnya di Jawa Tengah yang kebutuhan listrik di malam hari lebih tinggi (peak load) dari pada siang hari.
Pada tahun 1975 diadakan persetujuan antara pemerintahan Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) mengenai kredit untuk membiayai penyelesaian proyek PLTA Garung sebesar US$ 19.800.00 pada tahun 1976 ditunjukkan konsultan Nippon Koei co. Ltd sebagai supervisor untuk melanjutkan pembangunan PLTA Garung.

2.      Periode Pembangunan
Secara garis besar lingkup pekerjaan pembangunan terdiri dari :
a.                   Pekerjaan prasarana
Meliputi pembuatan jalan masuk, kantor, gedung, bengkel, perumahan dinas, pagar, air minum, instalasi listrik dan penyeleidikan tanah.
b.                   Pekerjaan utama
Meliputi :
·                Pekerjaan sipil, terdiri dari :
Pembangunan DAM Menjer, pipa pesat, gedung pembangkit, bendungan Klakah, bak pengendapan Serayu, terowongan Serayu – Menjer.
·                Pekerjaan elektro mekanik terdiri dari :
Pemasangan turbin, generator, indoor switchgear, trafo utama dan peralatan switch yard.

3.      Pelaksanaan Pembangunan
Tahun

Jenis pekerjaan
1969 – 1973
:
Pekerjaan bendungan Klakah, pekerjaan terowongan Klakah – Serayu, bendungan Serayu dengan bak pengendapan, pekerjaan terowonga Serayu – Menjer
1972 – 1973
:
Diadakan restudy  oleh Fitchtner dan Lachmeyer.
1974 – 1975
:
Proses pencari bantuan
1976 – 1978
:
Detailed design
1978 – 1982
:
Construction dan comissioning

4.      Biaya Pembangunan
APBN                        : Rp 13.104.803.082,-
Pinjaman luar negeri   : US$ 12.512.502


5.      Kontraktor
Kantor utama dalam negeri :
·         PT. Wijaya Karya
·         PT. Hutama Karya
·         PT. Barata Indonesia
Kantor utama luar negeri :
·         Nichiemen Co. Japan
·         Toyomenka Kaisha Japan
·         Sumitomo Crop. Japan
6.      Pengusahaan
Pada mulanya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA Garung dilaksanakan oleh PLN pembangkit dan penyalur jawa bagian barat Sektor Ketenger dan untuk mengoperasikan mesin pembangkit diatur oleh PLN Unit Pengatur Beban (UPB) di Jawa Tengah yang berkantor di Ungaran Semarang. Tetapi sekarang pengolalaan, operasional, maupun manajemen PLTA Garung dilaksanakan oleh PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan Mrica.