PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica
Sub Unit PLTA Garung
Jl. Raya Dieng KM 9, Garung - Wonosobo
Telp. 0286 3325 797
........................................................................................................................................
A.
Sejarah UBP Mrica
1.
Umum
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica berlokasi di hulu Sungai Serayu, Jawa
Tengah, sekitar 8 km sebelah barat Banjarnegera. UBP Mrica merupakan salah satu
dari 8 unit pembangkitan yang dimiliki oleh PT Indonesia Power yang terletak di
Jawa Tengah. UBP Mrica merupakan pembangkit listrik bertenaga air atau lebih
dikenal dengan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan menggunakan sistem Waduk,
Kolam Tando, dan Run of River ( berada di aliran sungai ).
Beberapa kelebihan PLTA dibanding jenis pembangkit lainnya antara lain,
waktu pengoperasiannya dari start awal relatif lebih cepat ( 10 menit ) serta
mampu melakukan block start. Sistem pengoperasian mudah mengikuti perubahan
beban dan frekuensi pada sistem penyaluran dengan Setting Speed Drop Free
Governor. Biaya operasi relatif lebih murah karena menggunakan air. PLTA
adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses pembakaran
sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran. PLTA yang menggunakan waduk dapat difungsikan
dengan multi guna (misal pengairan, perikanan, dll).
Unit Bisnis Pembangkitan Mrica memiliki 25 mesin pembangkit yang tersebar
di seluruh Jawa Tengah dengan total kapasitas terpasang 306,44 MW.
Sumber air PLTA Panglima Besar Sudirman berasal dari DAS sungai Serayu yang terletak di
Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo dengan curah hujan rata-rata 3.900 mm per
tahun dengan luas daerah tangkapan hujan 1022 km2. Waduk memiliki
ketinggian normal 231 m dengan luas genangan 8 km2. Bendungan Utama
terbuat dari timbunan batu dengan inti kedap air setinggi 109 m dan dinding
lindung beton setinggi 1,5 m.
2.
Aset
PLTA Sudirman mempunyai tiga turbin vertical Francis, yang masing-masing
terkoneksi dengan generator. Turbin tersebut dipasok oleh Boving dan beroperasi
pada head rate sekitar 89 m.
generator dipasok oleh ASEA. Unit-unit ini mempunyai rating 67 MVA pada 0,9 power
factor dan kecepatan sinkronisasi 230,8 putaran per menit. Unit-unit
tersebut merupakan tipe payung dengan poros yang terletak di bawah rotor,
tetapi tidak mempunyai guide bearing di bagian atas. Unit tersebut
ditempatkan di dalam rumah pembangkit yang terletak di dekat DAM Mrica.
3.
Pengelolaan Lingkungan
Sejalan dengan visi perusahaan, UBP Mrica memiliki komitmen teguh terhadap
kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Hal ini terlihat dari diperolehnya sertifikat Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001.
Berbagai upaya pengelolaan lingkungan hidup dan sosial senantiasa dilakukan
untuk meningkatkan dampak positif PLTA Mrica antara lain :
a.
Sebagai upaya reklamasi terhadap
area tanah bekas galian, telah diciptakan suatu lahan yang menyatu dengan latar
belakang waduk berupa lapangan golf yang sekaligus berfungsi sebagai daerah
resapan untuk menahan erosi.
b.
Bekerjasama dengan pemerintah
Kabupaten setempat untuk meningkatkan usaha pelsetarian lingkungan untuk
penghijauan DAS, pemanfaatan lahan kepariwisataan.
c.
Bekerjasama dengan perguruan
tinggi dalam penelitian kualitas air, pengembangan usaha pertanian, peternakan
dan perikanan.
d.
Program Pembangunan Masyarakat
dilakukan berbasis masyarakat dan sumber daya local dan berkelanjutan.
e.
Mengupayakan optimalisasi lahan
bekerjasama dengan masyarakat dan pengusaha setempat dam bidang pertambangan,
pertanian,, perikanan, peternakan dan pariwisata yang dapat menciptakan
lapangan kerja.
4.
Proses Produksi PLTA
Sumber air berasal dari DAS Sungai Serayu yang terletak di Kabupaten
Banjarnegara dan Wonosobo dengan curah hujan rata-rata 3.900 mm per tahun dan
luas daerah tangkapan hujan 1022 km2. Waduk memiliki ketinggian
normal 231 dpl dengan luas genangan 8 km2. Bendungan utama terbuat
dari timbunan batu dengan inti kedap air setinggi 109 m dan dinding lindung beton
setinggi 1,5 m.
Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat
membangkitkan tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat diseluruh Indonesia
diperkirakan dapat memproduksi listrik sebesar 75 GW, namun adanya perbedaan
antara potensi tenaga air dengan kebutuhan akan tenaga listrik menyebabkan
pemanfaatan potensi tenaga air belum dapat dilakukan secara optimal. Sub UBP
PLTA PB Sudirman merupakan penghasil tenaga listrik terbesar yang berada di UBP
Mrica yang menggunakan waduk sebagai sarana penampung air.
Aliran sungai dengan jumlah debit air yang sedemikian besar ditampung dalam
waduk yang ditunjang dengan bangunan bendungan kemudian masuk pipa pesat (Penstock). Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetic. Pada ujung pipa
pesat dipasang katup utama (Main
Inlet Valve) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan diutup otomatis
apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan
turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetic)
dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirp pengarah
(sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada
turbin. Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang
keluar dari turbin melalui Trail Race
selanjutnya kembali ke sungai. Tenaga listrik yang dihasilkan generator,
tegangannya masih rendah (13,8 kV). Oleh karena itu tegangan tersebut terlebih
dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran
energi tersebut dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut
kemudian diatur/dibagi di Swtch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica dan
selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui
kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV. Disamping itu, waduk PB Sudirman dengan
Sungai Serayu yang mempunyai karateristik khusus, apabila terjadi banjir maka
kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway).
B.
Sejarah Sub Unit PLTA Garung
1.
Umum
Sub
Unit PLTA Garung terletak di Desa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo,
kurang lebih 8 km ke arah utara Kota Wonosobo.
PLTA
Garung telah disurvei sejak pemerintahan Hindia Belanda tahun 1928 dan
desainnya dibuat pada tahun 1932. Pada tahun 1962 dibangun PLTA yang akan
direncanakan sebagai base plant
dengan dayah terpasang 2 x 5 MW, namun pada tahun 1965 pekerjaan dihentikan
karena adanya pergolakan politik. Pada tahun 1972 diadakan restudy oleh
konsultan Fitchtner dan lachmeyer, dengan bantuan kredit
dari KFW dan diusulkan untuk dirubaah menjadi peak power plant dengan
daya terpasang 2 x 13,2 MW dengan pertimbangan di jawa, dan khususnya di Jawa
Tengah yang kebutuhan listrik di malam hari lebih tinggi (peak load)
dari pada siang hari.
Pada
tahun 1975 diadakan persetujuan antara pemerintahan Indonesia dengan Asian
Development Bank (ADB) mengenai kredit untuk membiayai penyelesaian proyek
PLTA Garung sebesar US$ 19.800.00 pada tahun 1976 ditunjukkan konsultan Nippon
Koei co. Ltd sebagai supervisor untuk melanjutkan pembangunan PLTA Garung.
2.
Periode Pembangunan
Secara
garis besar lingkup pekerjaan pembangunan terdiri dari :
a.
Pekerjaan prasarana
Meliputi
pembuatan jalan masuk, kantor, gedung, bengkel, perumahan dinas, pagar, air
minum, instalasi listrik dan penyeleidikan tanah.
b.
Pekerjaan utama
Meliputi
:
·
Pekerjaan sipil, terdiri dari :
Pembangunan
DAM Menjer, pipa pesat, gedung pembangkit, bendungan Klakah, bak pengendapan
Serayu, terowongan Serayu – Menjer.
·
Pekerjaan elektro mekanik terdiri dari :
Pemasangan
turbin, generator, indoor switchgear, trafo utama dan peralatan switch
yard.
3.
Pelaksanaan Pembangunan
Tahun
|
|
Jenis
pekerjaan
|
1969 – 1973
|
:
|
Pekerjaan bendungan
Klakah, pekerjaan terowongan Klakah – Serayu, bendungan Serayu dengan bak
pengendapan, pekerjaan terowonga Serayu – Menjer
|
1972 – 1973
|
:
|
Diadakan restudy oleh Fitchtner dan Lachmeyer.
|
1974 – 1975
|
:
|
Proses pencari
bantuan
|
1976 – 1978
|
:
|
Detailed design
|
1978 – 1982
|
:
|
Construction
dan comissioning
|
4.
Biaya Pembangunan
APBN
: Rp
13.104.803.082,-
Pinjaman
luar negeri : US$ 12.512.502
5.
Kontraktor
Kantor
utama dalam negeri :
·
PT. Wijaya Karya
·
PT. Hutama Karya
·
PT. Barata Indonesia
Kantor utama luar negeri :
·
Nichiemen Co. Japan
·
Toyomenka Kaisha Japan
·
Sumitomo Crop. Japan
6.
Pengusahaan
Pada mulanya
pengoperasian dan pemeliharaan PLTA Garung dilaksanakan oleh PLN pembangkit dan
penyalur jawa bagian barat Sektor Ketenger dan untuk mengoperasikan mesin
pembangkit diatur oleh PLN Unit Pengatur Beban (UPB) di Jawa Tengah yang
berkantor di Ungaran Semarang. Tetapi sekarang pengolalaan, operasional, maupun
manajemen PLTA Garung dilaksanakan oleh PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis
Pembangkitan Mrica.